DADU

DADU
Rasakan, engkau punya banyak pilihan....

Selasa, 04 Januari 2011

Ada Anak Bertanya pada Ibunya...


“Bu tanggal 10 Muharam itu kapan sih?” Tanya Talisa sambil menutup buku PRnya. Sudah pukul setengah sembilan, waktunya Talisa tidur. Ibunya duduk di kasur Talisa, merapikan seprei.
“2 hari lagi. Emangnya kenapa Is?” ibunya balik bertanya.
“soalnya tadi di kelas, pak guru bilang suruh puasa sunnah gitu. Bukannya puasa itu pas Romadhon ya?” Talisa beranjak naik ke kasurnya, sambil memeluk bonekanya.
Ibunya tersenyum, memandang putrinya yang baru saja naik kelas 3 SD. “Kalo pas Romadhon itu puasa wajib Is. Nah, ada juga yang namanya puasa sunnah, berpahala tapi ga wajib dilakukan. Salah satu puasa sunnah itu pas tanggal 10 Muharam, disebut puasa Asyura.”
“Oh gitu ya…Ibu puasa ga?? Kalo puasa ntar aku ikut deh..hehehe!” Talisa berbaring di kasurnya.
Ibunya mencolek hidung Talisa,”Ih ga boleh donk kalo cuma ikut-ikutan. Tau gak sebabnya kita disuruh puasa ma Nabi?”
Talisa menggaruk kepalanya,”nggak, emang kenapa bu??”
“jadi waktu Rasulullah di Madinah, beliau melihat orang Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Lalu Rasululloh bertanya, kenapa mereka berpuasa. Nah mereka jawab, “Hari ini adalah hari di mana Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya, serta celakanya Fir’aun serta pengikutnya. Maka dari itu kami berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.” Jelas ibunya.
“kok gitu bu, Talisa ga ngerti??” Talisa kebingungan.
Ibunya tersenyum, mengusap rambut Talisa,”karena Alloh berfirman,
“Sesungguhnya orang yang paling berhak dengan Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman, dan Allah-lah pelindung semua orang-orang yang beriman”. (Ali Imran: 68)”
Jadi kitalah yang lebih berhak atas Nabi Musa daripada Yahudi, karena kita senantiasa mengikuti Rasululloh, sebagai penutup Nabi dan Rosul, sementara mereka tidak.”
“Ohhh….”Talisa manggut-manggut.”jadi abis itu kita diperintah puasa??”
“pinter…iya, kita akhirnya diperintahkan untuk puasa, pada tanggal 10 Muharram, atau disebut Puasa Asyura.” Ibunya tersenyum, menanggapi Talisa yang banyak bertanya. Talisa memang selalu ingin tahu.
“pahalanya gedhe ya bu??” kening Talisa berkerut, berpikir. Bonekanya dipeluk erat-erat.
“hemm…itu Alloh yang tahu, tapi Rasululloh bersabda,
“Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim)
Jadi Talisa bayangin, dosa apa yang Talisa lakuin selama setahun, kalo Alloh berkenan, pasti diampuni.” Terang ibunya.
“Apa ya?? Kayaknya pernah bikin nangis si Intan, terus males beresin kamar, males bantuin ibu masak…ehmm udah kayaknya. Dimaafin ga ya kira-kira?? Ya Alloh, kalo Talisa puasa ntar, ampuni dosa Talisa ya??” Talisa pura-pura khusyuk berdoa.
“hahaha…dikit banget ya dosa Talisa.” Ibunya terkekeh melihat tingkah putri kecilnya.”kalo Talisa pengen puasa, jangan cuma pas tanggal 10 aja, tapi juga tanggal 9.” Lanjut ibunya setelah berhenti tertawa.
“lho bukannya tadi disuruhnya tanggal 10 bu??” Tanya Talisa bingung.
“iya emang, tapi Rasululloh bersabda,
Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma- beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan” (HR. Muslim)
Akan tetapi, sayangnya usia Rasululloh tak sampai, Rasululloh terlanjur wafat. Tapi sabda Rasululloh tadi menjadi dalil sunnahnya puasa tanggal 9 Muharram, hal itu juga dimaksudkan untuk menyelisihi kaum Yahudi, yang hanya puasa tanggal 10 saja. Gimanapun, kita umat Islamlah yang lebih berhak atas Nabi Musa.” Ibunya menjelaskan panjang lebar.
“Berarti besok udah puasa ya bu??” Tanya Talisa, sambil sesekali menguap. Ibunya mengangguk, sambil merapikan selimut yang membungkus tubuh mungil Talisa.
“ntar bangunin ya bu?? Ntar Talisa ikut sahur ibu??” rengek Talisa. Ibunya tersenyum, mengangguk.
“udah..sekarang Talisa bobok dulu, besok kan harus sekolah, harus sahur lagi, ntar susah dibangunin..” ucap ibunya lembut.
“nanya satu lagi bu??”Tanya Talisa, matanya setengah memejam,” Dulu ayah juga puasa tanggal 9 dan 10 Muharram ga bu??”
Ibu mengecup kening Talisa,”Ayahmu dulu orang yang paling rajin mengerjakannya Is…” tersenyum.
Talisa pun memejamkan matanya sambil tersenyum.
Ibunya beranjak, mematikan lampu, keluar kamar. Dalam langkahnya, ibu membatin,
“anakmu sudah besar mas, Talisa mirip sepertimu, sangat mencintai sunnah, tanpa melupakan kewajibannya. Semoga Talisa menjadi anak yang sholeh, yang akan menjadi penerus amalmu. Semoga Alloh memudahkan kuburmu, dan memasukkanmu ke dalam surga-Nya…amin.”
Lampu-lampu rumah itu mulai padam satu persatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar