DADU

DADU
Rasakan, engkau punya banyak pilihan....

Kamis, 29 Maret 2012

The Lion, The Witch and The Wardrobe: Sang Singa, Sang Penyihir, dan Lemari (The Chronicles of Narnia, #2)The Lion, The Witch and The Wardrobe: Sang Singa, Sang Penyihir, dan Lemari by C.S. Lewis
My rating: 3 of 5 stars

saat baca buku ini, yang terpikirkan adalah gaya penceritaan yang mirip dengan the tale of desperaux, dimana penulis adalah pendongeng, sementara kita adalah anak yang hendak beranjak tidur.

ga nyangka aja ternyata bukunya tipis banget, padahal aku pikir saat nonton filmnya dulu pasti bukunya tebel dan butuh waktu lama buat nyelesaiinnya, ternyata tidak. buku yang sangat ringan, tema yang ringan pula, dan konflik khas dongeng yang cukup ringan juga.

sayangnya di sini saya merasa karakter tiap tokoh kurang kuat saja. penggambarannya masih mengambang, masih labil gitu..hehe! tapi mungkin karena tokohnya juga adalah anak-anak, hal ini mungkin memang sudah seharusnya. tiap kejadian juga kurang diceritakan dengan detail, terkesan loncat-loncat asal tujuan utama cerita terpenuhi, agak kurang menggugah jiwa aja sih.

tapi paling tidak, jenis buku seperti ini memang selalu meninggalkan pesan moral yang kuat pada orang yang membacanya. dimana kita belajar artinya dikhianati, memaafkan dan dimaafkan, tahu kapan kita harus diam atau bertindak dll. dan yang utama, kebaikan selalu menang dari kejahatan. begitulah seharusnya.

dan sayangnya saya salah baca, ternyata ini buku kedua ya. padahal jelas-jelas disebelahnya sudah ada the magician nephew yang nomer 1, begitu mudah aku khilaf. semoga tetep dapet pelajaran untuk buku yang kesatu ini..^^

View all my reviews

Selasa, 27 Maret 2012

The Tale of DespereauxThe Tale of Despereaux by Kate DiCamillo
My rating: 3 of 5 stars

kisah menarik, dimana kegelapan dan cahaya diartikan secara harfiah maupun derivatif. dimana kebaikan, kepolosan, maaf, kejahatan, dendam, diceritakan dalam makna yang sebenarnya, secara sederhana.

ditulis dengan gaya penceritaan dongeng anak-anak, dimana penulis adalah pendongeng, dan pembaca adalah anak-anak yang hendak beranjak tidur. dimana pelajaran moral bisa dipetik dengan mudah, karena kata-kata yang digunakan pun begitu mudah dipahami.

buat para ayah pendongeng, buat ibu pengantar tidur, bacalah, dan praktekkan untuk anak-anakmu sesat sebelum menjelang tidurnya, berharaplah anakmu esok hari menjadi pribadi yang baik...^^

View all my reviews
The Journey from Jakarta to HimalayaThe Journey from Jakarta to Himalaya by Gola Gong
My rating: 3 of 5 stars

cerita traveler yang keren. meskipun diselipi kisah pilu di beberapa bagian, tentang penyakit yang menjadi akibat dari sebab kelakuan di masa muda. kisah perjalanan keliling negara-negara asia ini runut diceritakan dari negara yang terdekat, karena memang lebih banyak menggunakan sepeda ataupun tumpangan, jadi seperti sudah ada jalurnya sendiri, walaupun di beberapa bagian ada juga yang menggunakan kereta ataupun pesawat murah.

sayang perjalanan ini sudah terjadi jaman dulu kala, ketika inflasi belum menggempur negeri ini, ketika belum ada isu kenaikan bbm seperti sekarang, sehingga cukup sulit dijadikan patokan untuk perjalanan di masa sekarang. begitupun dengan lokasi, yang tidak diceritakan secara detail, lebih terkesan sambil lalu. sepertinya memang lebih fokus ke proses perjalanannya, bukan ke detail dari wisata di negara tersebut.

yang agak kurang nyaman adalah adanya beberapa salah ketik di sana sini, yah memang sih masih bisa ditoleransi. tapi saya menyukai bagaimana layout halaman buku ini, diselingi foto lokasi, dan diselingi dengan adanya 2 bagian tulisan di satu halaman, kiri-kanan, sementara di bagian lain satu halaman full. cukup menyegarkan.

buku ini cukup direkomendasikan untuk yang menyukai kisah perjalanan yang penuh tantangan, tapi bukan menjadikannya patokan untuk menjadikannya sebagai referensi bepergian..^^

View all my reviews

Senin, 12 Maret 2012

The Amulet of Samarkand (Bartimaeus, #1)The Amulet of Samarkand by Jonathan Stroud
My rating: 4 of 5 stars

keren abis...ceritanya mengalir, sangat enak dibaca. apalagi ditambah penggambaran karakter yang cukup detail, sangat terlihat jelas bagaimana PD dan narsisnya si bartimaeus ini, begitupun dengan nathaniel yang masih labil, perpaduan karakter yang sinkron yang membuat cerita semakin seru. pokoknya suka aja deh...^^

View all my reviews

Selasa, 06 Maret 2012

(Noted) Cerpen terbaruku..

ada sebuah cerpenku berjudul Aku Ingin Berdansa Bersamamu Sekali Lagi, yang sengaja tidak diterbitkan di sini. Cerpen itu menjadi salah satu cerpen dalam kumpulan cerpen event Tribute2Whitney yang bekerja sama dengan nulisbuku.com, kalau tidak salah judulnya The Greatest Love of All Buku Satu. jadi kalau penasaran, mohon apabila sudah terbit nanti, untuk membeli bukunya. asal tahu saja, hasil dari buku tersebut akan digunakan untuk pengembangan Taman Baca Mahanani, dimana kebanyakan pembacanya adalah anak dan remaja. dengan begitu, kita juga ikut membantu mencerdaskan anak bangsa dengan buku, memberi pelajaran hidup pada mereka dengan cerita-cerita dll. terima kasih apabila kelak ada yang berkenan membeli bukunya. terima kasih

Senin, 05 Maret 2012

Super-Monk vs Alien Berbelalai Panjang Super-Monk vs Alien Berbelalai Panjang by Lee Goldberg
My rating: 2 of 5 stars

sungguh tak terbayang jika harus berhadapan dengan orang seperti monk ini, mungkin akan stres dan ngamuk-ngamuk ga jelas. syukurlah monk hanyalah khayalan. sungguh takjub akan imajinasi penulis menghadirkan sosok karakter yang benar-benar menyebalkan seperti ini, jauh dari tataran watak yang bisa diterima masyarakat. dan takjub lagi, masih ada orang yang bisa berinteraksi dengan orang seperti monk, walau tetap dengan kesabaran tinggi.

mungkin karena ini buku terjemahan, entah mengapa saya kurang bisa menikmati untaian-untaian kata di dalamnya, yang menurut otak saya tidak runut dan susah untuk dirunutkan...eh entahlah, saya juga bingung mengatakannya. yang jelas, gaya penceritaannya berbeda dengan misalnya novel bartimaeus, yang bisa dinikmati dengan mudah. atau mungkin otak saya yang terlalu lemot dan pemilih.

bagaimanapun, kisah detektif tetap seru untuk diikuti. dan di buku ini, saya merasa monk mirip conan atau kindaichi, yang dapat dengan mudah menebak alur atau cara pembunuhan, terkesan kurang pelik untuk dipecahkan. mungkin memang sebagai sosok pahlawan harus seperti itu, tapi untuk sebuah buku, seharusnya dibuat lebih pelik, menemui jalan buntu dsb, beda dengan komik yang butuh kecepatan dan jumlah halaman. atau mungkin dibuat rumit seperti komik death note, bakal seru juga.

meskipun suka dengan cerita detektif, sayang buku ini kurang cukup menghibur bagi saya, sehingga butuh waktu agak lama untuk menyelesaikannya, dan terpaksa hanya 2,5 bintang yang bisa saya berikan...

View all my reviews